Filosofi Onsen

Onsen merupakan sebutan untuk tempat berendam air panas publik di Jepang, mengambil pelajaran dari Onsen, ada filosofinya dibalik ber-onsen ria.

Ternyata, etika telanjang bulat itu berarti keterbukaan dan kejujuran dalam percakapan 🙂 …

naked-presenter

Biasanya kolega kampus/ kantor bersama-sama berendam di Onsen untuk bercakap-cakap. Nah, di Onsen, mereka bisa bercakap-cakap secara bebas satu sama lain. Percakapan ini biasanya sulit terjadi di kampus/kantor karena adanya “gap” (jenjang) jabatan antara atasan dan bawahan atau sensei dan gakusei (mahasiswa). Di Onsen, mereka bisa saling ngobrol secara bebas, tanpa melihat jenjang/pangkat.

Terkadang dalam dunia kita di keluarga, pekerjaan dan lingkungan lainnya, kita kesulitan dalam mengkomunikasikan isi hati kita kepada orang lain. Terkadang kita hendak menjawab “tidak” untuk suatu hal namun kita terpaksa berkata “ya” atau sebaliknya karena kita enggan untuk jujur pada orang lain. Takut menyinggung orang lain, takut dikatakan yang tidak-tidak oleh orang lain dan ketakutan-ketakutan lainnya yang menyebabkan kita enggan dan ragu-ragu dalam berkomunikasi. Dari filosofi onsen ini kita belajar mengenai keterbukaan dan kejujuran dalam berkomunikasi.

” Dengan telanjang bulat, pangkat/jabatan/status hilang sama sekali, kita bisa berbicara seperti halnya “manusia biasa”, telanjang tanpa apapun yang biasanya menjadi penghambat dalam komunikasi “.

 

Hal ini juga berarti percakapan yang jujur, bahwa :

“Dengan telanjang bulat, semua orang melepas kebohongan dan kepura-puraan yang mungkin selama ini melekat”.

 

Filosofi yang menarik, bukan? Filosofi ini mengajarkan kita untuk bercakap-cakap secara jujur dan terbuka. Melepas kepura-puraan dan kebohongan serta tujuan lain dalam percakapan normal. Inilah filosofi etika bertelanjang yang sebenarnya dalam berkomunikasi antar manusia.

unduhan (6)

Komunikasi yang jujur dan terbuka mampu menjadikan hubungan antar manusia lebih erat dan tentunya mampu menjembatani gap sosial, gender, kasta dan agama.

Be Blessed  dan Selamat ber -Hot Spring Ria 🙂

***

11 Komentar (+add yours?)

  1. wage
    Apr 16, 2014 @ 17:26:57

    Wow, info yang menarik. Ternyata onsen ada filosofi-nya.

    Balas

    • dewi
      Apr 18, 2014 @ 02:19:27

      @ Wager,

      Terima kasih atas kunjungannya, Welcome at spa pendopo mbah 🙂 …

      Betul itu mbah, Onsen berarti tempat pemandian air panas (hotspring) yang mengandung berbagai mineral dan sangat berkhasiat untuk kesehatan.

      Menurut filosofi Shintoisme di Jepang, mandi di dalam onsen mempunyai makna ritual pemurnian dan kebersihan atau mensucikan diri, sedangkan menurut konfusianisme onsen berperan sebagai sarana sosialisasi dan komunikasi bagi masyarakat. Di tempat pemandian orang-orang berendam bersama-sama di dalam kolam yang sama dalam suasana santai sehingga komunikasi yang terjadi terjalin dengan baik. Tradisi berendam di dalam onsen ini sudah berlangsung selama berabad-abad. Pada jaman dahulu para petani dan samurai biasa pergi ke onsen untuk bersantai.

      Nah, kalau simbah pingin mengunjungi Onsen yang terkenal ada di kota Beppu, disana kita tidak hanya bisa menikmati mandi, tetapi juga bisa langsung melihat semburan air panas yang berasal dari gunung berapi dari jarak dekat.

      Ada satu hal yang harus kita perhatikan, yaitu peraturannya yang tidak boleh sembarangan dan sangat ketat. well, karena orang Jepang itu mengidap penyakit ‘obesessive compulsive disorder’ alias penyakit kebersihan yang super extrem…. jadi, simbah harus telanjang bulat!…. mereka tak bisa menjamin kalau simbah nyemplung ke kolam pakai baju renang yang mungkin kotor dan mengandung bakteri.

      Tapi jangan khawatir, sudah di sediakan tempat mandi bagi pengunjung yang ingin nyemplung ke kolam, jadi setiap orang memang kudu wajib mandi dulu sebelum ritual berendam bareng-bareng 😉 …

      Salam onsen,

      Dewi

      Balas

  2. senyum
    Apr 16, 2014 @ 20:03:47

    Salam kang wage lan mbakyu…
    Informasi baru untuk saya… di Onsen Jepang ada cara berbagi keterbukaan yang benar benar terbuka semuanya.. hehe
    matursuwun pengetahuannya…

    Balas

    • dewi
      Apr 18, 2014 @ 02:32:57

      @ Senyum,

      He he he… maturnuwun, artikel meniko namung damel intermezzo mawon, sekaligus pingin tahu pendapat poro kadang lan sahabat. kalau dikatakan hanya Jepang yang punya budaya luhur tentang ritual mandi, hati saya jadi tergugah ingin sedikit meluruskan pendapat itu.

      Sebenarnya ritual mandi bersama itu juga ada dalam budaya kita, seperti mandi di kali or sungai rame-rame, tapi ada juga yang untuk mendekatkan diri padaNYA, misal bermeditasi dengan telanjang 😉 …

      Sayangnya kita sekarang ini sudah jauh dari nilai-nilai keluhuran kearifan lokal, tergantikan oleh nilai-nilai dogma agama yang kaku, contohnya: masyarakat kita tidak bisa membedakan mana yang telanjang seni atau porno, mana yang ritual mandi atau cabul, semuanya pada di gebyah uyah…

      Anyway, yang terjadi di jepang adalah unik karena mereka mandi di pemandian air hangat pada waktu musim salju, tetapi sesuai tren perkembangan jaman, mereka ber-onsen ria tidak hanya pas musim dingin tetapi juga sebuah tren gaya hidup sehat dengan berjacuzzi dan bersauna, dan walau mandi/ berendam rame-rame, tetapi juga ada etikanya, yang nilai positifnya juga tertuang dalam kebaikan filosofinya 🙂 …

      Salam kum kum,

      Dewi

      Balas

      • senyum
        Apr 18, 2014 @ 16:00:16

        inggih mbakyu, filosofi onsen itu sesuatu yang tidak mudah untuk dijabarkan dengan satu kalimat saja apalagi diterjemahkan oleh suku bangsa lain… filosofi diterjemahkan sesuai tiap kepala manusia dan diamini banyak manusia lain.. jadi menurut mereka filosofi onsen ok… ya jadi setuja setuju saja… kados mekaten mbakyu… 🙂

      • sabdadewi
        Apr 19, 2014 @ 02:23:36

        @ Senyum,

        Setuja setuju saja dengan ‘desa mawa cara’ 🙂 …

        That`s so lovely, menarik sekali ya kang, ternyata acara mandipun ada hubungannya dengan isi kepala masing-masing suku bangsa, mungkin maksutnya selera?… dan apakah yang ada di kepala kita ‘sejujurnya’ jika menyangkut ritual mandi bersama ini?

        Jika Jepang dapat dikatakan unik karena berendam air panas di musim dingin, maka Nusantara bisa dikatakan luar biasa beragam dan sangat eksotis, dimana sungai, telaga, air terjun yang bersumber dari mata air bertebaran di mana-mana, plus matahari yang bersinar abadi sepanjang tahun, juga kekayaan hayati air panas asli dari gunung berapinya yang mengandung banyak mineral dan berjuta manfaat, serta aneka bunga dan kembang untuk melengkapi keindahannya.

        Saya yakin acara mandi dan berendam ini, baik secara pribadi maupun untuk ritual spiritual adalah tradisi asli masyarakat kita secara turun temurun. Lalu pada suatu kesempatan datanglah pemahaman asing yang kebetulan di dalam kitabnya mau mengajarin kita cara mandi besar atau bersuci diri dengan hanya membasuh beberapa bagian tubuh saja?…. Terbalik, lha wong segoro kok di uyahi… he he he…

        Duh, kok bisa juga kenapa hingga saat ini hanya Jepang yang mempunyai referensi filosofi mandi?…Sehingga para pelajar dan wisatawan dari manca dan Indonesia jauh-jauh datang kesana hanya untuk menikmati berendam bersama sekaligus belajar etika dalam ritual mandi.

        Untuk itu, dibutuhkan pujangga-pujangga Nusantara untuk menggali dan menuliskannya kembali tradisi mandi dan kum kum yang bercita rasa khas asli peradaban masyarakat kita yang tak kalah menarik dan menawan ini. Semoga saja 🙂 …

        Salam tradisi,

        Dewi

  3. SUARA
    Apr 22, 2014 @ 20:08:23

    Sugeng dalu sedayanipun :

    ONSEN
    wahono sendagurau,
    he he he

    Memory : di desaku waktu kecil ada aran “belik” , sumber air kecil bening segar.
    E, ya….. namanya: “Belik” berarti kita udah punya ‘onsen’ natural Alami.
    Jelas kalau niat, juga bisa kita ciptakan Onsen di rumah kita.
    Adanya ‘Onsen’ versi rumah kaplingan, kita tidak keluar biaya extra lagi.
    Media keterbukaan dialog antar anggota keluarga.
    Adanya ‘Neo Onsen’ di rumah, media senda gurau batin, wujud dialog yg harmoni.
    Kesantunan terjaga, keterbukaan terjaga, jiwa raga pasti bahagia.
    Apa namanya Dew .. ?
    n teman sederek lintunipun, m0ngg0 apa namanya ‘neo onsen’ di rumah kita ?

    Selamat malam moga esok hari kita ceria.
    Tinemu beJo lan bungahing manah.

    Balas

    • dewi
      Apr 24, 2014 @ 20:19:15

      “Kesantunan terjaga, keterbukaan terjaga, jiwa raga pasti bahagia”….

      Jian mantab surantab… two thumb up! @ SUARA 🙂 …

      Sugeng rawuh ten spa pendopo nggih kangmas, Neo onsen?… wow, idenya boleh juga tuh, jadi pemandian yang bisa di wariskan, kalau dalam bisnis makanan atau tempat kursus, kayak cabang atau di franchiskan sekalian… he he he…

      Saya terkesan sekali dengan filosofi dan panggraita njenengan… inilah gunanya ‘onsen’ dari yang sekedar hanya acara berisitirahat santai dengan berendam sambil ber-omyangan-ria… ngobrol ngalor-ngidul… muncullah sebuah ide… mudah-mudahan bisa menjadi pencerahan yang prospektive dimasa depan.

      Jujur, secara realita, sebenarnya tantangan kita tiga kali lebih berat, pertama dari umat terbesar yang berpaham negeri sebrang, dipastikan akan meng-haram-kan ritual yang penuh kerukunan dan keterbukaan ini, dan yang kita hadapi bukanlah orang perorangan tetapi sebuah institusi yang sudah dilembagakan. yang kedua masih kuatnya budaya feodalisme dan kasta, misal jika seorang raja atau pejabat mungkin adakalanya mau makan bersama rakyat jelata, lha kalau mandi bersama? gengsi dong membaur dengan yang bukan dari kelas sosialnya, sekalipun itu dikemas dalam wadah ‘spa’. dan yang ketiga masih rendahnya kesadaran masyarakat kita dalam menjaga kebersihan. Dari pipis hingga buang hajat dan buang sampah seenak-enaknya sendiri di sungai, belum lagi limbah pabrik yang nakal, itu kan sama saja dengan memperkosa lingkungan 😦 …

      Sedikit cerita, ada satu negara yang mendapat julukan seribu danau (Finlandia), masyarakatnya berbudaya hidup bersih dan sangat menghargai air, sangking bersihnya airnya, kita mengambil air dari danaupun langsung bisa kita minum. Ternyata itu juga kebiasaan masyarakatnya, laki-laki terutama, akan malu kalau kencing di danau, dalam keadaan terpaksa, mereka akan lebih memilih pipis di pohon saja. Tetapi mereka tidak malu berenang dengan telanjang, mereka hanya merasa bersalah jika mengencingi danau/ sungai.

      So, bagaimana dengan negara yang berjuluk seribu pulau (Indonesia), plus seribu sungai, seribu sendang, seribu telaga dst?… semoga kita bisa lebih kreatif, bisa cerdas, dan bernurani dalam memperlakukan air, sehingga kita bisa menjadi bangsa yang bisa bercita rasa seni tinggi dalam menghormati dan melestarikan sumber hayatinya 🙂 …

      Salam air,

      Dewi

      Balas

  4. SUARA
    Apr 25, 2014 @ 14:17:56

    HIDUPLAH BUMIKU
    SEGARLAH ALAMKU
    CERIALAH SELALU
    . . . .
    Tanah air …
    Gunung sungaiku
    Maaf kanlah aku …
    Maaf kan aku
    Maafkanlah aku
    . . . . . . .W

    Balas

  5. yudi
    Okt 15, 2014 @ 22:17:00

    lokasi tempat mandi telanjang bareng di mana …Ya ???. trimks

    Balas

    • dewi
      Okt 26, 2014 @ 10:27:40

      Sugeng siang @ mas Yudi,

      Maturnuwun, sugeng rawuh ten spa maya 🙂 …

      Lokasi mandi bereng-bareng atau mandi ramai-ramai bisa di mana saja, asal nyaman, sehat dan bersih. Indonesia banyak terdapat sungai, kali, air terjun dan laut. kita bisa memanfaatkannya, atau menciptkan tempat pemandian khusus terutama di tempat yang terdapat sumber mata airnya, di mana air tersebut masih alami dan banyak mineralnya, apalagi jika di dekat pegunungan, air tersebut bisa untuk penyembuhan karena mengandung zat belerang.

      Ok, selamat ber-onsen ria ya 🙂 …

      Salam kum-kum,

      Dewi

      Balas

Tinggalkan Balasan ke wage Batalkan balasan