Virginity

Heboh wacana test keperawanan untuk bisa masuk ke sebuah jenjang pendidikan yang di lontarkan oleh seorang Bupati dan MUI di suatu daerah dengan dalih untuk melindungi masa depan generasi bangsa belum lama ini, membuat miris dan menggemparkan dunia pendidikan, tak sedikit yang turut ber-pro dan kontra. 

images (47)

Sekalipun Menteri Pendidikan sudah menyatakan melarang test keperawanan, tapi ini merupakan fenomena gunung es dalam budaya patriarki masyarakat kita yang masih salah kaprah serta cenderung emosional dalam menjustifikasi moral keperawanan.

Hmmm, ketika negara lain kian melaju dengan menjunjung tinggi hak asasi dan meraih berbagai prestasi, sementara di negara kita malah kian tersungkur dengan sibuk mengurus selangkangan dan keperawanan orang lain…

Terketuk hati melihat keadaan carut marut bangsa ini, maka spa bidadaripun turut angkat bicara untuk menuliskan solusinya 😉 …

Sebenarnya satu hal yang sangat relevan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas masa depan generasi bangsa yang berkaitan dengan isu/ hal seputar kesehatan kelamin adalah pendidikan sex yang baik dan benar sejak dini, yaitu membekali mereka bagaimana cara menjaga dan merawat kesehatan reproduksi, dan yang terlebih penting adalah:

1006300_10151375700212395_1693786818_n

1. Pecahkan MITOS keperawanan itu, karena selaput darah yang setipis kulit ari itu bisa saja tersobek/terkelupas sendiri karena banyak beraktivitas dan kalaupun ia masih ada dan utuh, ia tak mutlak harus mengeluarkan darah pada saat pertama kali berhubungan badan, karena ia juga bisa bersifat elastis.

Umumnya orang menganggap bahwa seorang gadis yang sudah tidak punya selaput dara berarti vaginanya bentuknya seperti kue donat. padahal tidaklah begitu, bahkan Seorang ibu yang sudah pernah melahirkan saja, jika tidak berhubungan badan/ intercourse beberapa jam dengan sendirinya akan tertutup otomatis, sehingga ketika bercinta ya tidak bisa langsung di masuki alias harus di rangsang terlebih dulu sama pasangan/ suaminya, jika sudah menghangat dan kondisi vagina terlubrikasi/ berpelumas, barulah bisa di senggamai, jika tidak si ibu akan kesakitan sekalipun liang senggamanya sudah pernah di lewati bayi.

2. Sex itu privasi, maka hormatilah privasi pilihan seseorang itu, apakah ia sudah siap menjalin hubungan ketika masih mudah atau malah telat, lebih memilih menjadi perawan/ perjaka tua. Secara moral, urusan sekolah dan belajar itu urusan masa depannya, kalau virginity itu urusan privasinya.

Penerapan pendidikan budi pekerti itu contoh aplikasinya antara lain menghargai cinta sejati, tepo sliro bisa membedakan antara privasi sebagai hak normatif dan individu sebagai hak prerogative akan bisa menjembatani bias sosial, juga toleransi saling menghormati dan welas asih harus di tanamkan sejak dini tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di masyarakat dan negara.

3. Untuk lebih meningkatkan kualitas masa depan generasi bangsa terutama perempuan adalah dengan vaksin anti kanker serviks sejak dini, itu lebih real. indonesia sudah punya wacana itu, bahwa semua remaja yang mulai berumur 14 th harus di suntik vaksinasi dan semua itu gratis seperti halnya vaksin polio yang di berikan cuma2 agar semua anak indonesia bebas polio di masa depan.

Kanker serviks ini termasuk ganas dan mematikan kedua setelah penyakit jantung dan semua wanita berpotensi terkena virusnya. Selama ini kita kurang awas dan waspada menganggap saling setia kepada pasangannya saja sudah cukup untuk melindungi wanita dari kanker mulut rahim. Padahal yang belum pernah kawinpun bisa kena, karena faktornya banyak tidak hanya karena senggama, tetapi juga bisa di sebabkan oleh bakteri, keturunan maupun makanan instant dan juga penggunaan peptisida pada sayuran yang kita konsumsi sehari-hari.

Kalau kita lihat bagaimana setia dan harmonisnya pasangan ibu dokter Ainun dan pak menteri teknologi Habibie, tak ada yang mengira si ibu dokter yang senyumannya menyejukkan itu ternyata menderita kanker mulut rahim selama ini. Kalau sudah terlambat, sebersih apapun orangnya, betapapun canggih dokternya, berapapun banyak uangnya, virus itu telah menggerogoti tubuh mungilnya, ia kalah melawan keganasan kanker itu dan ajalpun menjemputnya…..

images (46)

Semoga kita bisa lebih cerdas dan bijaksana sekaligus bisa santun dalam mendidik dan melindungi generasi bangsa 🙂 …

***

3 Komentar (+add yours?)

  1. SUARA
    Apr 26, 2014 @ 22:05:55

    Sehalus apa niat
    Resik ing ati
    Ibu Pertiwi bersaksi

    Balas

  2. Mtaram budoyo
    Okt 22, 2014 @ 11:35:18

    Sak jroning ati,sak jroning jiwo…..jagad diri sejati cintane jiwo kuwi murni,…selaras dewi murni kang sejati….yo kuwi cinta seko njero ati…..

    Aku Jogja

    Balas

    • dewi
      Okt 26, 2014 @ 10:50:49

      @ kakangmas Mtaram Budoyo,

      Whe lha dha lah…. sugeng rawuh ten spa pendopo maya 😀 …

      Maturnuwun pencerahannya… hmmm, very poetic, ternyata tidak saja virginity yang statusnya masih perawan, tapi perasaan juga memainkan peranannya, seperti judul pilem ‘Hati yang Perawan’ 😉 …

      Salm senyum,

      Dewi

      Balas

Tinggalkan Balasan ke Mtaram budoyo Batalkan balasan